Ketika seorang anak memiliki kesulitan dalam memahami orang lain atau sulit mengekspresikan perasaan, anak tersebut mungkin memiliki gangguan bahasa. Gangguan bahasa dapat berupa gangguan bahasa reseptif dan ekspresif.
Untuk mengenali apakah anak Anda memiliki gangguan bahasa reseptif atau gangguan bahasa ekspresif, penting untuk memahami perbedaan bahasa reseptif dan ekspresif.
Bahasa Reseptif
Bahasa Reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca. Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan.
Contohnya yaitu saat anak mendengarkan dan mengikuti instruksi seperti “Ayo mandi”. Ini adalah keterampilan bahasa reseptif anak.
Dalam tumbuh kembang anak secara umum, anak-anak dapat memahami bahasa sebelum mereka dapat mengomunikasikannya. Input dulu, Output kemudian:
- Mendengar -> Berbicara
- Membaca -> Menulis
Anak-anak yang tidak dapat memahami bahasa mungkin memiliki gangguan bahasa reseptif.
Anak-anak yang mengalami kesulitan memahami bahasa biasanya:
- Sulit mengikuti arahan
- Sulit memahami apa arti gerakan tubuh
- Sulit menjawab pertanyaan
- Sulit mengenali objek dan gambar
- Sulit memahami bacaan
- Sulit memahami sebuah cerita
Baca juga : Perbedaan Antara Gangguan Bahasa dan Gangguan Bicara
Bahasa Ekspresif
Bahasa Ekspresif adalah kemampuan untuk mengekspresikan keinginan dan kebutuhan melalui komunikasi verbal atau nonverbal. Kemampuan ini bersifat sebagai output atau keluaran.
Ini adalah kemampuan merangkai pemikiran dan menyusunnya ke dalam kalimat yang masuk akal. Anak-anak memang belum dituntut untuk bertata bahasa secara benar, namun kita dapat mengenali urutan kata-kata dan maksudnya.
Anak yang mengalami kesulitan mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan mereka kemungkinan mengalami gangguan bahasa ekspresif. Misalnya adalah saat mereka tidak dapat memberi tahu kalau lapar atau perlu ke kamar mandi.
Anak-anak yang kesulitan mengekspresikan bahasa biasanya:
- Sulit bertanya
- Sulit memberi nama objek
- Jarang menggunakan bahasa tubuh atau gerakan ekspresi
- Jarang menggunakan ekspresi wajah
- Jarang berkomentar
- Penggunaan kosa kata yang sedikit
- Penggunaan aturan tata bahasa yang kurang baik
- Penggunaan kata atau kalimat yang tidak memiliki makna jelas
Setelah memahami perbedaan bahasa reseptif dan ekspresif, Anda dapat mengenali apakah tumbuh kembang anak Anda dalam hal wicara sudah sesuai atau memiliki kesulitan. Tapi perlu diingat jangan mendiagnosa sendiri. Anda tetap memerlukan bantuan ahli seperti dokter anak atau terapis.
Jika Anda khawatir tentang kemampuan anak Anda untuk memahami atau mengekspresikan bahasa, jangan ragu untuk menghubungi kami untuk layanan terapi wicara atau konsultasi.
- Perbedaan Motorik Halus dan Motorik Kasar, Pentingnya Keterampilan Ini Bagi Anak - April 22, 2020
- 6 Jenis Terapi Yang Dapat Membantu Perkembangan Anak Autisme - April 2, 2020
- Menjaga Pertumbuhan Anak Dengan Berat Badan Lahir Rendah - Maret 22, 2020
Assalamualaikum,
Saya Siti ibu berusia 34thn. Anak kedua saya saat inu berunur 2thn 4bln. Tapi sampai skrg anak saya belum bisa komunikasi 2 arah. Dia hanya senang bicara sendiri. Sulit memahami perintah dan memahami perkataan org.
Tapi waktu usia 1thn lebih dia sdh bisa mengenal huruf A-Z, angka 1-10. Serta semua huruf hijiah dia sdh kenal dan hafal. Tp seiring bettmbah usia kok bukan tambah pintar malah jd mundur. Skrg kalo ditanya huruf2 dia tdk mau jawab sama sekali. Kecuali dia yg bilang sndiri nama hurufnya.
Kalo ditanya dia tdk mau jawab sama sekali. Begitupun kalo ditanya nama2 binatang tdk mau dijawab juga. Kecuali dia ngomong sndiri dia akan sebut nama2 binatang saat lihat gambar binatang.
Mohon pencerahannya apa yg harus saya lakukan agar anak saya bisa normal kembali. Terima kasih.
Artikel ini bagus sangat bermanfaat. Saya juga ingin berbagi informasi yang lain tentang kerja dan tanggung jawab menurut Dr. Suko Harjono.
Assalamualaikum, anak saya umur 2th 2bln. Saya masih ragu saat dia 18 bulan msh tergolong PD batas aman grafik perkembangan. Namun waktu 2th kemampuan bicaranya tidak banyak perubahan. Sudah menoleh saat dipanggil, sudah nunjuk walaupun minim, sudah bicara jika terdesak.
Saya mempelajari perbaikan nutrisi dan metabolismenya, kemudian juga latihan fokus. Namun saya sering khawatir dan sering menangis sendiri, yang menjadikan mental saya tidak stabil untuk mengajari anak saya bicara.
Mohon bantuan urutan stimulasi yang harus saya lakukan selain memperbaiki nutrisi dan metabolisme nya. Saya sangat mohon bantuannya.🙏